Sabtu, 28 Februari 2015

[Kisah Dua Ekor Kerbau]: Bahkan, Pendapat Yang Benar Pun Tidak Harus Dipaksakan




Dua ekor kerbau terlihat sedang berada di tepi sungai di pedalaman Afrika. Keduanya sangat haus dan minum air yang segar setelah menempuh perjalanan panjang.


Tapi keduanya dikejutkan dengan sesosok benda yang mengambang di permukaan air. Sekilas keduanya berhenti dan menatap benda tersebut. Kerbau yang lebih tua yang telah berpengalaman dalam hidup lalu berkata:

"Jangan mendekat! itu adalah buaya...!"

Tapi kerbau yang lebih mudah tidak percaya. Ia mengatakan:

"Ah, mana mungkin itu buaya, itu hanya sepotong kayu lapuk".

Kerbau yang lebih tua merasa kesal dengan jawaban kerbau muda itu. Ia merasa telah berpengalaman dalam hidup dan sangat yakin dengan apa yang ia lihat, ia tahu betul bagaimana bentuk punggung buaya yang mengambang di sungai.

"Kamu tidak percaya itu buaya?" Tanyanya.

"Tidak". Jawab yang kerbau muda.

Kerbau tua itu pun mengambil sebiji batu kecil, lalu melemparnya ke arah benda tersebut, ia berharap si buaya itu bergerak dan pendapatnya terbukti benar. Namun setelah dilempar, ternyata benda itu tetap tidak bergerak.

"Nah... apa kubilang, itu bukan buaya... hanya kayu lapuk". Ujar kerbau kecil.

Kerbau tua itu pun semakin geram. Ia kemudian mengambil ranting pohon dan menusuk-nusukkannya pada benda tersebut. Tapi benda itu tetap tidak bergerak.

"Hahaha... kan benar kataku, itu bukan buaya, tapi kayu lapuk...". Kerbau kecil kali ini berkata dengan nada sedikit mengejek.

Buaya tua itu semakin panas. Akhirnya ia pun melompat ke sungai dan menendang-nendangkan kakinya pada benda tersebut. Dan...

"Hap....!!!". Dengan sekali geliat, benda tersebut ternyata memang buaya dan langsung menerkam kerbau tua itu dan menggulungnya ke dasar sungai. Setelah melihat kejadian mengerikan itu, buaya muda itu pun pergi.

https://www.facebook.com/video.php?v=822397721159915&set=vb.360042867395405&type=2&theater
* * *

Dalam hidup ini, kita sering berselisih faham dengan orang lain, atau mungkin dengan sahabat-sahabat kita... Dan tak jarang kita berada di pihak yang benar.

Tapi satu yang perlu diingat, perbedaan pendapat itu seyognya tidak berujung pada perdebatan  yang merusak diri kita. Tidak ada gunanya kita menang dalam perdebatan, tapi kalah dalam persahabatan.

Apalagi kita mati-matian membuktikan kebenaran pendapat kita dan membuktikan bahwa kawan kita salah! Apa yang kita cari dari sikap ini? Barangkali hanya kepuasan emosi dengan merasakan kemenangan dan kawan kita kalah! Namun ujungnya, persahbatan rusak, hubungan kita tercemar dan bukan kebahagiaan yang akan kita peroleh, tapi justru kebinasaan.

Barokallohulakum

sumber : 
http://www.putramelayu.web.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...