Minggu, 09 Desember 2018

Bagaimana cara menjadi master dalam segala bidang?



Ada beberapa cara yang bisa kita gunakan ketika ingin menjadi master dalam bidang apapun, seperti :
1.   Kita harus belajar dari yang terbaik
2.   Kita harus larut sepenuhnya
3.   Kita harus melakukan pengulangan dengan menambahkan jeda
Mari kita bahas satu persatu. Misalnya jika kita ingin menjadi pemain golf yang terbaik dan kita memutuskan diri untuk belajar. Anda belajar dari Tiger Woods atau Anda belajar dari Caddy Golf yang tidak bisa bermain golf? Jawabannya tentu sederhana sekali, sudah pasti Anda harus belajar dari Tiger Woods, kalau Anda belajar dari ahlinya maka Anda akan sukses, tapi kalau Anda belajar dari Caddy Golf yang tidak bisa bermain golf, Anda menjadi Rotten Wood seperti kayu yang membusuk.

Atau misalnya Anda ingin belajar bulutangkis maka sudah pasti Anda harus belajar dari orang – orang yang sudah juara bulutangkis atau pelatih yang sudah terbukti membuat orang menjadi juara bulutangkis. Dengan begitu kemungkinan Anda sukses jauh lebih besar, kemungkinan Anda menjadi master jauh lebih besar daripada Anda belajar kepada orang yang salah.
Contoh
Pada waktu saya ingin menjadi mahasiswa teladan dan kemudian saya putuskan bahwa saya harus belajar dari yang terbaik, saya mendatangi kos dan rumah dari mahasiswa teladan sebelum saya dan ketika saya belajar dengan mereka, ternyata saya mengetahui satu hal yang mungkin mahasiswa lain tidak tahu, yaitu ketika Anda ingin menjadi mahasiswa teladan :
§ Indeks Prestasi yang harus tiga ke atas
§ Harus aktif di Senat dan Organisasi sosial bersama mahasiswa lain
§ Harus aktif mengikuti lomba – lomba. Ketika Anda ikut lomba maka itu akan membuat Anda sadar kalau memiliki prestasi sehingga menjadikan dosen sadar kalau Anda memiliki prestasi dan bisa memilih Anda menjadi mahasiswa teladan.

Ilmu ATM


Ketika Anda ingin atau sudah belajar dari yang terbaik, Anda harus menggunakan ilmu ATM, apakah itu?
§ Amati
§ Tiru
§ Modifikasi
Pada waktu Anda mengamati, haruslah detail dan berpikir kalau Anda tidak detail maka tidak bisa mencontek dengan baik, kemudian Anda juga harus berpikir mana tindakan yang betul – betul membawa hasil dan mana yang tidak membawa hasil.
Ketika saya belajar bagaimana menjadi mahasiswa teladan dari para mahasiswa teladan yang sebelum saya, karena saya sudah mempunyai goal menjadi mahasiswa teladan dan selalu ingat kalau menang itu mudah karena lawannya sedikit. Apakah saya mengalahkan 3000 mahasiswa yang lain? Tentu tidak. Karena dari awal tidak ada satupun mahasiswa yang sejak masuk mempunyai goal menjadi mahasiswa teladan.

Mengapa saya mempunyai goal sebagai mahasiswa teladan?


Saya mempunyai alasan yang cukup kuat mengapa goal saya ingin menjadi mahasiswa teladan, mengapa??
Karena pada waktu itu saya sempat di tolak oleh banyak wanita karena mereka menganggap saya goblok dan dengan di anggap goblok lah saya terpacu sekali untuk membuktikan bahwa saya bisa menjadi mahasiswa teladan. Itulah merupakan alasan saya yang sangat kuat.
Pada waktu kuliah juga saya sempat tertunda setahun, di tahun pertama saya masuk di jurusan Ekonomi dan saya merasa itu bukanlah jurusan yang cocok buat saya karena waktu itu adalah ekonomi studi pembangunan bukan manajemen, bukan juga akuntansi dan saya hanya lulusan IPA. Setelah saya kesasar satu tahun dan di tahun berikutnya saya masuk fakultas hukum sehingga saya memutuskan agar menjadi mahasiswa teladan untuk membuktikan bahwa terlambat satu tahun membuat saya menjadi lebih baik.
Di semester satu ternyata Indeks Prestasi saya hanya 2.3, kemudian saya datang kepada mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi jauh di atas saya. Lalu saya tanya “Bagaimana caranya kok bisa dapat IP di atas 3?” dan saya mendapatkan jawaban yang sederhana yaitu, “Kamu harus belajar dari soal – soal tahun lalu karena biasanya dosen malas membuat soal baru, kalau kamu belajar dari soal tahun lalu maka belajarnya menjadi lebih efektif dan efisien” tapi sayangnya pada waktu semester berikutnya, IP saya tidak mencapai 3 lagi sehingga membuat saya mendatangi lagi mahasiswa yang mempunyai IP diatas 3 dan berkata “Lho, saya sudah belajar soal – soal tahun lalu tapi kenapa masih mendapatkan IP dibawah 3?” Lalu saya mendapatkan jawaban baru “Kalau kepingin dapat IP di atas 3, kamu juga harus punya buku referensi – referensi, dengan buku referensi ini kalau ada soal baru yang di tanyakan bukan dari buku teks atau buku tahun lalu, kamu tetap bisa”.Saya tanya mulai lebih pintar lagi “Oke terus, apa lagi yang harus di lakukan kalau memang ternyata kita tidak bisa?” Pada akhirnya saya mendapatkan jawaban yang sangat menarik karena waktu itu saya berkuliah di Universitas Negeri yang kalau kelas di mulai bisa 200 – 300 orang, begini jawaban teman saya “Begini ya Tung, seringkali dosen itu malas, mereka tidak akan memeriksa semua, kalau kamu sudah terkenal bahwa kamu itu pintar dan sering duduk di depan dan di kenal dengan baik kemungkinan dapat nilainya bagus itu tinggi. Caranya : Kamu harus duduk di depan, dan waktu sebelum kelas berakhir bilang sama dosennya kalau kamu duduk di depan, banyaklah menanyakan pertanyaan yang berbobot dengan menyiapkan pertanyaan sebelum kelas di mulai, pada waktu bertanya sebutkan nama kamu sehingga di ingat oleh dosen. Selesai kuliah di baca referensinya dan datang ke depan sambil menyebutkan nama kamu bahwa kamu ingin mendapatkan nilai A dan buku pelajaran apa lagi yang bisa saya beli untuk mendapatkan nilai A? Di kuliah berikutnya kamu harus duduk di depan lagi dan bilang kalau bukunya sudah kamu beli dan sudah di baca, kira – kira supaya saya mendapat nilai A harus apa lagi? Tunjukanlah bahwa kamu semangat dan punya itikad baik untuk mendapatkan nilai A” Pada waktu saya kuliah, dosennya memang rada malas untuk membaca jawaban mahasiswa karena tidak mendapatkan insentif, untuk dosen jaman sekarang itu saya kurang tahu. Para dosen hanya mengingat nama saja, ketika memeriksa ujian tidak peduli bisa atau tidak cobalah tulis jawaban agak menjorok ke dalam sehingga dosennya malas periksa dan langsung di kasih nilai A. Kenapa begitu? Karena dosennya sudah menganggap saya pintar dan langsung di beri nilai A tanpa di periksa, ini yang menarik karena kalau jawabannya panjang makin gampang mendapatkan nilai A.
Memang masuk akal juga kalau di pikir – pikir.
Kuncinya adalah :
Nyontek harus detail kalau Anda tidak detail, Anda akan kehilangan point-point yang membuat Anda bisa mendapat nilai A

Sama pada waktu saya mengikuti lomba karya tulis ilmiah yang pernah saya ceritakan waktu itu, pada waktu saya ikut lomba ternyata lawan saya sedikit, dengan lawan yang sedikit itu mengakibatkan saya menjadi juara dan menonjol. Aktif juga di senat, aktif mengurus organisasi ketika menonjol pada akhirnya terpilih juga menjadi mahasiswa teladan. Padahal dulunya waktu SMA terkenal tidak terlalu pintar.

Kenapa orang yang tidak begitu pintar tapi bisa menjadi mahasiswa teladan?


Karena resep jadi pemenang adalah mudah karena lawannya sedikit.
Dalam e-book ini juga akan banyak pengulangan. Kenapa begitu? Karena..
Repetition is mother of all skill
– Tung Desem Waringin –
Keterampilan itu datangnya dari pengulangan. Sengaja saya ulangi – ulangi dan ulangi agar Anda take action! Supaya Anda paham benar tentang materi yang berada dalam e-book ini.
Contoh
Di suatu gereja, ada seorang pendeta yang kalau ceramahmenyampaikan hal yang sama. Minggu pertama menyampaikan hal itu dan di minggu kedua masih menyampaikan hal yang sama. Di minggu ke empat, pendeta itu di datangi oleh salah satu jemaatnya dan bertanya “Bapak pendeta sadar tidak? Bapak sudah mengulangi hal yang sama lebih dari 4 kali”, pendeta itu pun menjawab “Ya, saya sadar dan akan saya ulangi terus sampai saya yakin kalau kamu sudah melakukan”
Memang betul sekali dalam hal ini pengulangan di lakukan karena sengaja di lakukan agar terjadi penekanan sehingga terjadi deep impact sampai kita melakukan action dan benar – benar paham terhadap materi yang di
sampaikan

Cara untuk menjadi master dalam bidang apapun
Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk menjadi master dalam bidang apapun :
1.   Saat kita belajar dari yang terbaik
2.   Anda larut sepenuhnya. Apa maksud dari larut sepenuhnya disini? Misalnya kita belajar bulutangkis dan kita belajar dari juara dunia All England 8 kali yaitu Rudi Hartono. Mana yang akan menang? Satu orang yang terus latihan seminggu lima sekali selama tiga bulan satu kalinya tiga jam dalam atau orang yang berlatih satu kalinya selama tiga jam tapi tiga bulan sekali selama lima tahun, mana yang kira – kira akan menang? Sudah pasti yang menang adalah yang seminggu lima kali dan satu harinya selama tiga jam sehingga larut sepenuhnya dalam waktu tiga bulan.
Inilah ketika Anda larut sepenuhnya kemungkinan Anda menjadi pemenang akan lebih tinggi dan tingkat menjadi masternya menjadi lebih tinggi di banding Anda tidak fokus kemana – mana.
3.   Pengulangan dan menambahkan jeda. Seperti Anda bermain badminton, ketika sudah rajin berlatih dan sudah larut sepenuhnya tapi tidak pernah bertanding dan tidak pernah mempraktikan di dalam dunia nyata, maka kita tidak pernah tahu kelemahan kita dan membuat kita seperti katak di dalam tempurung, sama saja artinya jika kita hidup di dalam zona nyaman kita sendiri.

Cara memberikan pengulangan dan jeda


Seusai Anda berlatih, berikanlah jeda dan gunakanlah itu sebagai waktu Anda agar bisa terjun langsung ke masyarakat sehingga membuat Anda akan bertanding dalam kesungguhan hati.
Pada waktu bertanding bulutangkis dengan orang lain, Anda memiliki kelebihan jumping smash yang luar biasa yang susah di tangkis oleh orang laintapi ketika Anda bertanding ternyata lawan Anda netting terus sehingga bolanya tidak bisa naik tinggi, tidak pernah Anda smash dan akhirnya Anda kalah dalam pertandingan.
Seketika itu juga Anda bertanya sama Pak Rudi Hartono, “Om Rudi, kalau lawannya tidak pernah naikin bolanya kapan saya bisa smash?”
Pak Rudi Hartono langsung menjawab “Kalau kamu kepingin lawannya naikin bola caranya kamu potong. Misalkan begini caranya kalau di gambarkan harus di potong 90 derajat dan bola nettingnya akan jatuh di bibir net, ketika sudah sampai di bibir net, mau tidak mau lawan kamu akan menyentak bolanya ke atas, baru kamu bisa melakukan jumping smash semaksimal mungkin.” Lalu Anda menjawab “Om Rudi kenapa tidak dari dulu di ajarkan?”, Rudi Hartono pun membalas “Salah kamu dari dulu kenapa tidak bertanya”
Sering kali dalam kita belajar, harus praktek dulu biar kita bisa tahu letak kelemahan kita dimana dan kita bisa memperbaiki itu segera.
Lakukan praktek terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman yang nyata, Anda tanyakan kembali kepada orang yang memang sudah ahlinya hingga hidup Anda menjadi lebih baik.

Dari tiga jurus untuk menjadi master ini, masih ada orang yang bertanya sama saya “Kalau begitu kita tidak boleh belajar dari yang jelek?” Tidak juga. Seperti waktu saya ketika ingin kaya, saya belajar juga dari orang – orang yang tidak kaya. Tapi 80% waktu yang saya miliki terfokus kepada orang – orang yang sudah terbukti menghasilkan sedangkan 20% nya saya belajar apapun agar pengalaman buruk mereka tidak terulang oleh saya.

Cara belajar dengan benar


Ada beberapa cara belajar yang dapat membuat Anda menjadi master di bidang apapun, yakni :
§ Belajar dari pengalaman. Ini adalah cara yang paling berkesan dan akan Anda ingat seumur hidup karena berdasarkan pengalaman Anda sendiri
§ Belajar dari merenung. Bertanya kepada diri sendiri, berpikir, menganalisa, membandingkan dan menyimpulkan. Ini adalah cara yang paling bermanfaat.
§ Cara belajar secara langsung, dari mentor, dari teman atau dari orang yang sudah berhasil di bidangnya. Ini adalah cara yang paling cepat, kenapa di sebut sebagai cara yang paling cepat?? Karena Anda ditunjukkan secara langsung, langsung mengetahui efek yang baik dan buruk, langsung praktek dan bimbing langsung oleh mentor. Mentor inilah yang mereka sudah mengalami pahit manisnya, suka dukanya, mengecewakan atau membanggakan, dari proses sampai beliau menjadi master. Akibatnya dia bisa menunjukkan dengan tepat, dan inilah cara belajar yang paling cepat.
§ Cara belajar dengan tidak langsung. Belajar dari e-book pembelajaran seperti yang Anda baca saat ini, dengan membaca buku kemudian dengan menonton dan mendengarkan CD atau DVD dari seminar – seminar yang berkualitas. Cara belajar yang keempat inilah adalah cara belajar yang paling banyak. Kenapa paling banyak? Contohnya ada orang dengan umur 40 tahunan menulis buku, kalau Anda sudah menyatakan sudah membaca seribu buku sebetulnya adalah baru belajar 40.000 tahun pengalaman orang. Ini cara yang paling banyak dan menarik dari CD audio ataupun DVD ataupun buku, mereka setia setiap saat, mereka berada di lingkungan Anda, kapanpun Anda mau Anda bisa baca, dengarkan dan ulangi setiap saat.

Cara yang pertama kalau Anda belajar dari pengalaman, seringkali menghabiskan waktu, menghabiskan uang, tenaga, emosi dan juga daya tahan. Khususnya untuk seorang pebisnis, Anda belajar praktik langsung di lapangan tetapi dalam hal ini Anda harus mengalami bangkrut berkali – kali dahulu dan itu sangat tidak enak. Memang bagi pebisnis, bangkrut sekali atau dua kali itu masih normal tetapi kalau terus menerus bangkrut dan mampu Anda pintar, itu membutuhkan waktu terlalu lama. Untuk mempersingkat waktu maka gunakanlah ilmu yang kedua dengan merenung. Dengan merenung, menganalisa serta menyimpulkan itu adalah cara yang paling bermanfaat.
Contoh
Sebagai contoh kalau Anda mengandalkan berdasarkan pengalaman, karena tidak ada orang yang pernah punya pengalaman sampai ke bulan, Anda tidak akan pernah sampai ke bulan. Orang bisa sampai ke bulan karena dia merenung, menganalisa, menyimpulkan sehingga dia bisa pergi atau mendapatkan hasil yang lebih dibandingkan dengan pengalamannya yang masa lalu.
Setelah saya ungkap cara disini bahwa menjadi pemenang adalah mudah karena lawannya sedikit. Menjadi master dalam bidang apapun juga sudah ada cara masing – masing tapi masih ada orang yang bertanya seperti ini : “Pak, kalau saya sudah menentukan goal menjadi yang terbaik dan saya punya alasan yang sangat kuat untuk jadi yang terbaik, kemudian saya mempunyai cara belajar dari yang terbaik dan kemudian cara belajar dari yang bapak ajarkan yaitu belajar dari yang terbaik 80% waktu saya, saya belajar dari yang terbaik, 20% belajar dari siapapun kemudian saya larut sepenuhnya, saya juga melakukan pengulangan dengan ada jeda dan caranya belajar tadi sudah saya lakukan semuanya, saya sudah belajar dengan pengalaman, saya juga belajar dengan merenung, saya juga sudah belejar dari mentor – mentor yang sudah berhasil lalu kemudian saya juga belajar secara tidak langsung dari CD audio, dari DVD kemudian dari buku-buku juga saya pelajarin semua. Dan saya menggunakan jurus Pak Tung yaitu ATM seperti yang sering bapak ajarkan amatin tiru dan modifikasi menjadi lebih baik, dan saya amatinya juga sudah dengan detail dan berpikir kemudian apakah semua ini yang sudah saya lakukan begini saya pasti menjadi yang terbaik?”
Jawaban saya adalah “Belum tentu, tapi minimal Anda akan jauh lebih baik dibanding orang rata-rata.” Ada orang tanya “Pak Tung, kalau misalnya faktor keturunan seperti bentuk badan, terus kemudian juga ligkungan, apakah hasilnya tidak bisa membuat kita berbeda pak?”. Jawaban saya adalah “Bisa jadi”.Ada juga orang yang bertanya sama saya “Pak saya mau ikut lomba lari, saya belajar dari Karl Louis juara olimpiade apakah saya bisa juga menjadi seperti dia?” Jawaban saya “Bisa jadi iya bisa jadi tidak”. Tapi minimal ketika kita belajar dari Karl Louis dan kemudian kita amati, dan kita tiru dan kita modifikasi goalnya sehingga membuat kita punya goal yang sangat jelas dan kita punya alasan yang sangat kuat dan kita belajar dari orang – orang yang terbaik tadi dengan cara yang benar, mungkin kita tidak juara dunia di Internasional tapi minimal di lingkungan kita, kita bisa juara dan tetap sangat menonjol dengan lingkungan yang sejenis misalnya dengan ras asia yang kebanyakan berbadan pendek dan tinggi badannya sangat jauh dari Karl Louis, kita tetap bisa menang.
Situasi dan kondisi ini bukan untuk menghentikan Anda tapi membuat Anda berlatih menjadi lebih baik. Misalkan ada seorang yang ingin berprestasi di bidang olahraga basket dan bilang ke saya “Pak Tung, kalau saya belajar dari yang terbaik dan saya sudah pingin menjadi pemain basket yang terbaik, goal saya jelas dan punya alasan yang sangat kuat juga tapi tinggi saya cuma 160 cm, secara alamiah kan saya kalah pak dengan yang tingginya 2 meter?” Dan saya jawab “Memang betul kalau tinggi Anda akan kalah dengan orang yang memiliki tinggi 2 meter tapi minimal kalau Anda berlatih dengan keras dan giat dan Anda punya goal yang jelas dan alasan yang sangat kuat, Anda belajar dari yang terbaik dengan cara yang benar amati, tiru dan modifikasi maka akan membuat Anda menjadi yang terbaik dari orang yang tingginya sama dengan Anda. Bahkan Mungkin dibanding dengan orang yang tingginya 2 meter tapi dia tidak berlatih dengan baik dia tidak punya alasan yang sangat kuat, dan tidak punya goal menjadi yang terbaik, Anda bisa mengalahkan mereka”.

Kesimpulan

Kuncinya adalah :
§ Situasi
§ Lingkungan
§ Kondisi
Itu semua tidak menghambat Anda untuk mencapai kesuksesan. Sebaliknya, untuk memacu kita melakukan hal yang lebih baik, lebih keras, lebih cerdas. Dan ketika kita lebih cerdas atau lebih keras dari sebelumnya itu akan memberikan hasil yang lebih baik.
Sekarang Anda sudah belajar bagaimana menjadi master dalam bidang apapun dalam hidup. Saya akan memberika tugas kedua yang harus di lakukan, kalau di e-book kemarin Anda harus melakukan dua hal kecil yang selama ini di tunda. Di e-book kali ini saya akan menambahkan menjadi empat hal yang selama ini Anda tunda – tunda dan Anda belum melakukan itu. Tulis dan setelah Anda tulis lakukan dalam 1x24 jam ini juga.

Semoga Bermanfaat!

by, Tung Desem Waringin mengucapkan SALAM DAHSYAT!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...