Kamis, 10 November 2016

Meramut, membina Generasi Penerus QHJ

        بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمنِ الرَّحِيم




Mengapa Harus menegur ?

         Metode pengajaran Nabi banyak sekali, salah satunya adalah mengoreksi kesalahan, dalam bahasa agama disebut Nashihat.Meluruskan orang lain harus Ikhlas, tulus, memilih bahasa yang sangat baik, karena kemungkinan orang lain tersinggung.Metode Nashihat yang baik Alqur’an telah mengajarkan pelajaran yang berharga, Alquran memuat perintah, larangan, izin, teguran dan koreksi atas kesalahan.

        Orang tidak luput dari teguran, Bahkan Nabi pun tidak luput dari teguran :
1. Ayat-ayat teguran ini menunjukkan kehambaan mutlak Rasulullah Saw di hadapan kebesaran mutlak Allah yang Maha Agung. Inilah yang mendasari Rasulullah Saw untuk tidak berat memperdengarkan ayat-ayat ini di pendengaran sahabat-sahabatnya. 
Hal ini menanamkan pelajaran besar bahwa ketinggian derajat hamba di sisi Allah SWT lebih ditentukan oleh sejauh mana hamba tersebut mengakui kehambaannya yang ditafsirkan lewat manifestasi-manifestasi ibadah.عَبَسَ وَتَوَلَّى أَن جَاءهُ الْأَعْمَى وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى 
  1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
  2. karena telah datang seorang buta kepadanya.
  3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). (QS.Abasa, 1-3).

Kisah Nabi dalam peristiwa Zaid bin Haritsah, Nabi malu untuk menyampaikan apa adanya, Kemudian Allah memerintahkan Nabi Muhammad S.A.W untuk menikahi Zainab. "Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya ( menceraikannya ). Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu`min untuk ( mengawini ) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adapun ketetapan Allah itu pasti terjadi." (Q.S.33:37 ) 


2. Sahabat pun tidak luput dari teguran 
Dalam peristiwa Hathib bin Abi Baltaah: Inilah yang dilakuakn Rasulullah saw kepada Khatib bin Baltaah ketika ia ketahuan mengirimkan surat kepada kaum kafir Quraisy mengabarkan niat Nabi untuk menaklukkan mekah. Rasulullah saw. Segera memanggil Khatib sambil mengeluarka surat khatib untuk keluarganya di Mekah. 
“Hai Hatib, apa yang mendorongmu melakukan ini ?” Hatib berkata “Wahai Rasulullah, janganlah engkau terlampau cepat menghakimi ku, Aku sama sekali tidak berniat buruk. Aku punya keluarga di Quraisy. Aku adalah pelindung sebagaian anggota keluargaku meskipun mereka belum masuk Islam. Disisimu juga banyak kaum muhajirin yang memiliki kerabat yang menjaga dan memilihara keturunan serta harta mereka, bila mereka semua binasa siapa lagi yang akan menjaga harta dan keluarga kaum Muhajirin?.” Rasulullah saw. Terdiam sejenak, beliau merasakan kejujuran dalam ucapan Hathib. Kemudian Hathib berkata lagi dengan suara lembut “Wahai Rasulullah aku melakukan itu bukan karena aku telah murtad dari Islam, Bukan juga karena aku meridhoi kekafiran. … Rasulullah Bersabda engkau benar. Ucapan Rasulullah ini menunjukkan bahwa rasulullah telah memaafkan kesalahan Hathib. Namun beberapa sahabat diantaranya Umar bin Khattab tidak puas mendengar ucapan dan pengakuan Hathib, mereka menuduh Hathib telah merencanakan perbuatannya dengan matang. Umar berkata “Wahai Rasulullah, biarkan aku membunuhnya, sungguh ia seorang Munafiq. Tuduhan itu dilemparkan Umar, padahal Hathib terbebas dari munafiq. Rasulullah memandanga Umar, menenangkannya dan meredakan kemarahannya. Kemudian berkata “Wahai Umar, Hathib adalah pejuang Badar, kita tidak pernah tahu bahwa mungkin saja Allah menakdirkan dia salah Satu syuhada badar. Kemudian Rasulullah berpaling dari Hatib dan bersabda “Kerjakanlah sekehendak kalian, karena kalian telah di ampuni”, Air mata mengalir deras dari mata Umar dan dia berkata “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu” (HR.Bukhori, 6259) 

Para sahabatpun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada Nabi. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap rasul. Mereka ingin Rasul menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: "Angkat Al-Qa'qa bin Ma'bad sebagai pemimpin." Kata Umar, "Tidak, angkatlah Al-Aqra' bin Habis." Abu Bakar berkata ke Umar, "Kamu hanya ingin membantah aku saja," Umar menjawab, "Aku tidak bermaksud membantahmu." Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat:
 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya (al-hujurat 1-2)


... bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...