Selasa, 05 Februari 2013

dalil-dalil keutamaan memakai Surban

Yang jelas banyak hadits yang menerangkan kefadolan memakai sorban akan tetapi sebagian besar hadits yang dho'if bahkan maudlu'.

seperti:
 عن جابر قال: قال رسول الله: ((رَكْعَتَانِ بِعِمامَةٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ عِمامَةٍ))
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “(Shalat) dua rakaat dengan (memakai) sorban lebih baik dari (shalat) tujuh puluh rakaat tanpa (memakai) sorban”.

  Hadits ini adalah hadits palsu, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Ahmad bin Shaleh asy-Syumumi, dia adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits. Imam Yahya bin Ma’in berkata tentangnya: “Dia adalah seorang pendusta”.
Ibnu Hibban berkata: “Dia seorang syaikh yang pernah (tinggal) di Mekkah, dia suka memalsukan hadits”. Beliau juga berkata: “Dia selalu meriwayatkan hadits-hadits yang (sanadnya) terputus dari perawi-perawi yang terpercaya, dan hadits-hadits yang (merupakan) musibah besar (dusta dan palsu) dari perawi-perawi yang lemah, (maka) hadits-hadits yang diriwayatkannya wajib untuk dijauhi…”

Akan tetapi memakai sorban secara singkat bukan adat orang arab saja, tapi merupakan sunnah Nabi saw, Rasulullah saw.
 
 
semisal: dari Amr bin Umayyah ra dari ayahnya berkata : Kulihat Rasulullah saw mengusap surbannya dan kedua khuffnya (Shahih Bukhari Bab Wudhu, Al Mash alalKhuffain). 

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Jabir dikemukakan: “Nabi saw memasuki kota Makkah pada waktu Fathu Makkah beliau mengenakan sorban (‘imamah) hitam.” (HR. At-Tarmidzi. Hadits ini diriwayatan oleh Muhammad bin Basyar, dari ‘Abdurrahman bin Mahdi, dari Hammad bin Salamah. Hadits ini pun diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Hammad bin Salamah, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir ra.) 

‘Amr bin Huraits berkata: “Aku melihat sorban hitam di atas kepala Rasulullah saw.” (HR. Tarmidzi. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Umar, dari Sufyan, dari Musawir al-Waraq, dari Ja’far bin ‘Amr bin Huraits, yang bersumber dari bapaknya.) 

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu ‘Umar ra. dikemukakan : “Apabila Nabi memakai sorban, maka dilepaskannya ujung sorbannya di antara kedua bahunya.” Kemudian Nafi’ berkata: “Ibnu ‘Umar juga berbuat begitu.” ‘Ubaidullah berkata: “Kulihat al-Qasim bin Muhammad dan Salim, keduanya juga berbuat demikian.” (HR. Tarmidzi. Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Hamdzani, dari Yahya bin Muhammad al-Madini, dari ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad, dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar, dari Nafi’, yang bersumber dari Ibnu ‘Umar.)

Ibnu ‘Abbas ra. mengemukakan: “Sesungguhnya Nabi Muhammad khotbah di hadapan ummat. Waktu itu beliau mengenakan sorban, dan sorbannya terkena minyak rambut.” (HR. At-Tarmidzi. Diriwayatkan oleh Yusuf bin ‘Isa, dari Waki’, dari Abu Sulaiman, yaitu ‘Abdurrahman bin Ghasail, dari Ikrimah, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas) 

para sahabat sujud diatas Surbannya dan kedua tangan mereka disembunyikan dikain lengan bajunya (menyentuh bumi namun kedua telapak tangan mereka beralaskan bajunya krn bumi sangat panas untuk disentuh). saat cuaca sangat panas. (Shahih Bukhari Bab Shalat). 

Rasulullah saw membasuh surbannya (tanpa membukanya saat wudhu) lalu mengusap kedua khuff nya (Shahih Muslim Bab Thaharah) 

dan masih belasan hadits shahih meriwayatkan tentang surban ini, mengenai hadits hadits dhoif itu yg disebutkan, seandainya kesemua hadits itu tidak ada, cukuplah hadits Nabi saw : “Barangsiapa yg tak menyukai sunnahku maka ia bukan golongangku” (Shahih Bukhari).

2 komentar:

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...