Jumat, 28 Februari 2014

HATI HATI JANGAN SALAH KAPRAH....DHABB BUKAN BIAWAK....




     Telah menjadi sesuatu yang lumrah ketika seorang Indonesia mengartikan Dhabb (الضَبُّ ) dengan kata biawak, baik itu dalam buku terjemahan, artikel, majalah, ataupun bentuk-bentuk media tulis lainnya. Padahal ini merupakan kekeliruan yang sangat fatal, yang nantinya berakibat pada penghalalan daging biawak itu sendiri. Hal tersebut telah diakui oleh kita sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah(AL-JAMAAH) , bahwasanya penghalalan sesuatu yang Allah dan Rasul Nya haramkan atau sebaliknya, merupakan salah satu bentuk dari praktek kekufuran.

Salah satu penyebab kekeliruan tersebut karena kebanyakan orang Indonesia dalam menerjemahkan kata-kata bahasa arab terlalu bergantung pada kamus-kamus terjemah yang ada. Misalnya kamus Al Munawwir, yang mana didalamnya tidak sedikit terdapat kekeliruan (tidak sesuai) didalam penterjemahan dari bahasa arab ke dalam bahasa Indonesia. Faedah yang dapat diambil, bahwa tidak semua bahasa arab bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara mutlak.Maka dengan risalah ini penulis ingin mencoba meluruskan kekeliruan yang ada. Wallahul muwaffiq.


قَالَ (ابن عمر رضي الله عنه): كَانَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلىالله عليه وسلم، فِيهمْ سَعْدٌ، فَذَهَبُوا يَأْكُلُونَ مِنْ لَحْمٍ،فَنَادَتْهُمُ امْرَأَةٌ مِنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم،إِنَّهُ لَحْمُ ضَبٍّ، فَأَمْسَكُوا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:كُلُوا أَوِ اطْعَمُوا، فَإِنَّهُ حَلاَلٌ أَوْ قَالَ: لاَ بَأْسَ بِهِ وَلكِنَّهُلَيْسَ مِنْ طَعَامِي.


Abdullah Bin Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata:"Orang-orang dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wasallam yang di antara mereka terdapat Saad makan daging. Kemudian salah seorang isteri Nabi Shallallahu'alaihi wasallam memanggil mereka seraya berkata, 'Itu daging dhabb.' Mereka pun berhenti makan. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Makanlah, karena daging itu halal atau beliau bersabda: "tidak mengapa dimakan, akan tetapi daging hewan itu bukanlah makananku."(HR.Bukhori Kitab Khabarul Ahad, Bab Khobarul Mar’ah Waahidah).

Hadits diatas merupakan salah satu hadits yang menerangkan tentang kehalalan hewan dhab sehingga tidak ada keraguan lagi pada diri kita akan kehalalannya. Namun, yang menjadi masalah adalah banyak sebagian dari kita yang menterjemahkan dhab dengan biawak sehingga konsekwensinya mereka menghalalkan pula memakan biawak

Apa itu Dhabb?

Perbedaan Dhab dan biawak

Untuk membedakan antara kedua hewan tersebut rasanya saya hanya perlu menjelaskan ciri-ciri atau karakteristik hewan dhab saja dikarenakan insya Allah mayoritas dari kita sudah mengenal siapa itu MAS BIAWAK. Berikut karakteristik hewan dhab menurut para ulama:

1. Bentuk tubuhnya

Bentuk tubuh dhab hampir mirip dengan biawak, bunglon dan tokek.Ukuran tubuhnya lebih kecil dari biawak.Dhab itu berekor kasar (mirip duri duren kalau menurut saya), kesat dan bersisik. Ekornyapun tidak terlalu panjang berbeda dengan biawak.Dhab jantan memiliki dua dzakar dan dhab betina memiliki dua vagina.Kepalanya seperti kepala ularEkor adalah senjatanyaGigi-giginya tumbuh berbarengan dan tidak bertaringMempunyai 4 kaki yang mana semua telapaknya seperti telapak tangan manusiaSebagiannya ada yang mempunyai dua lidah

2. Warnanya 

warna tubuhnya mirip dengan warna tanah, berdebu kehitam-hitaman(غُبْرَة مُشْرَبةٌ سَواداً), apabila telah gemuk maka dadanya menjadi berwarna kuning.

3. Makanannya

RerumputanJenis-jenis belalangDhab tidak memangsa dan memakan hewan lain(selain belalang), .

4. Tempat Hidupnya

Dhab hanya tinggal digurun pasir. Mereka tidak bisa tinggal dirawa-rawa seperti halnya biawak.

5.Sifatnya

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa dhobb tidak memangsa hewan lain kecuali hanya jenis-jenis belalang, maka kami katakan dhab bukanlah hewan buas dan tidak pula membahayakan, berbeda sekali dengan biawak yang sudah kita kenal.Dhab hewan darat yang tidak suka dengan air, berbeda sekali dengan biawak yang jago berenang dan menyelam dalam mencari mangsa sehingga terkenal menjadi musuh para petani ikan.Dikatakan pula bahwa dhab tidak meminum air secara langsung. Dhab hanya meminum embun dan air yang terdapat di udara yang dingin. Apabila Orang Arab menggambarkan keengganannya dalam melakukan seseuatu maka mereka berkata: “لا افعل كذا حتى يرد الضب الماء”/ Aku tidak akan melakukannya sampai dhab mendatangi air.....Dhab tidak pernah keluar dari lubangnya selama musim dingin.Dikatakan pula bahwasannya umur dhab bisa mencapai 700 tahun.Sekali bertelur bisa mencapai 60 sampai 70 butir dan telurnya menyerupai telur burung merpati

6. Hubungannya dengan biawak

Dhab merupakan salah satu hewan yang kerap menjadi mangsa kedzaliman biawak. JADI DHABB ADALAH SALAH SATU MENU BIAWAK

Dari beberapa ciri hewan dhab sebagaimana yang kami sebutkan diatas, memang ada kemiripan bentuk tubuh antara dhab dengan biawak, namun pada banyak hal terdapat banyak sekali perbedaan antara kedua hewan tersebut, yang paling menonjol adalah pada makanannya, dimana dhab merupakan hewan yang jinak(tidak buas) memakan makanan yang bersih dan tidak menjijikan berbeda sekali dengan biawak yang merupakan hewan buas dan pemangsa serta memakan makanan yang menjijikkan. diantara makanan biawak adalah bangkai, ular, musang, kelelawar, kala jengking, kodok, kadal, tikus, dan hewan kotor lainnya.

Selain merupakan hewan yang menjijikkan, biawak juga merupakan hewan yang licik dan dzalim, Abdul Lathif Al-Baghdadi menyebutkan bahwa diantara kelicikkan dan kedzaliman biawak adalah bahwa biawak suka merampas lubang ular untuk ditempatinya dan tentunya sebelumnya dia membunuh dan memakan ular tersebut, selain itu biawak juga suka merebut lubang dhab, padahal kuku biawak lebih panjang dan lebih mudah untuk digunakan membuat lubang. Karena kedzalimannya, orang-orang Arab jika melihat orang dzalim sering mengungkapkan: “Dia itu lebih dzalim daripada biawak”.

Kesimpulan

Dhab merupakan hewan yang halal untuk dimakan.Dhab berbeda dengan biawak. Sebenarnya kalau kita mau membuka kamus kita akan dapati bahwa biawak dalam bahasa arab disebut warol (الوَرَلُ), bukan dhab(الضَّبّ).Biawak haram dimakan dikarenakan:Biawak merupakan hewan yang menjijikkan (Khobits)Biawak merupakan hewan buasdan bertaring.. .BAROKALLOHU LANA WA LAKUM

Kamis, 06 Februari 2014

Sang Saka Merah Putih kembali ke Jakarta


 Foto: Sang Saka Merah Putih kembali ke Jakarta

Ketika di pagi hari tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda telah memulai serangannya yang dikenal dengan Agresi ke II, Panglima Besar Soedirman dalam keadaan sakit melaporkan diri kepada Presiden Soekarno.  Akhirnya Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak meninggalkan Ibukota. Berhubung masih sakit, Presiden berusaha membujuk supaya tinggal dalam kota, tetapi Sudirman menolak. Setelah itu Jenderal Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk memimpin gerilya dari luar kota dan kemudian Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditangkap dan diasingkan ke Sumatera. 
Dalam perjuangan  tidak jarang Panglima Besar Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit keras. Perjuangan para gerilyaan tidak pernah berhenti dan terus mengganggu tentara Belada disetiap tempat dan waktu. Serangan gerilyawan akhirnya berpuncak pada Serangan Oemoem 1 Maret 1949 yang dirancang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan dilaksanakan oleh Letkol Suharto. Mata dunia internasional terbuka bahwa Negara Republik Indonesia masih ada dan tekanan yang sangat besar dari Negara-negara diluar negeri membuat Belanda mengundurkan diri dari Ibukota Republik 
Setelah berjuang dari desa ke desa rombongan Soedirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949, untuk mengamankan ibukota Republik Indonesia. Presiden dan Wakil Presiden beserta para Menteri akhirnya kembali ke Yogyakarta dari tempat pengasingannya. Sang saka Merah Putih yang sudah dijahit kembali oleh Husein Mutahar dan dititipkan kepada Soejono untuk diserahkan kepada Bung Karno secara pribadi, juga dibawa pulang ke Yogyakarta oleh Presiden Soekarno sendiri. Sehari kemudian setelah kembali dari pengasingan pemerintah, kembali mengadakan Sidang Kabinet I di Gedung Agung Yogyakarta.
Dampak dari mundurnya Belanda dan tekanan dunia Internasional, kemudian dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi tersebut. Salah satunya adalah Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Dengan pengakuan tersebut akhirnya pemerintah memutuskan bahwa pusat pemerintahan kembali ke Jakarta. 
Tanggal 28 Desember 1949, Presiden beserta rombongan berangkat ke Jakarta. Ketika tiba di Jakarta maka rombongan disambut ribuan masyarakat. Bendera Sang Saka Merah Putih sebagai pemersatu bangsa Indonesia tidak pernah jauh dari Soekarno maka yang paling dahulu turun dari pesawat adalah Bendera Sang Saka Merah Putih yang dibawa oleh seorang polisi diatas baki dalam sebuah kotak jati dan ditutupi oleh selembar kain, diikuti oleh Bung Karno dan anggota rombongan lainnya. 

Itulah sepotong kecil perjalanan Bendera Pusaka sejak dipisahkan oleh Husein Mutahar tanggal 19 Desember 1948  sampai kembali ke Jakarta 28 Desember 1949.  Perjalanan bendera yang sarat makna, dipenuhi kegetiran, fitnah dan proses perjuangan untuk menyelamatkannya dengan taruhan nyawa. Semua itu tidak bisa lepas dari seorang pemuda rendah hati bernama HUSEIN MUTAHAR. Berjuang menyelamatkan Sang Saka Merah Putih dengan sikap  sepi ing pramih, tanpa mengharapkan upah, sebagai bentuk pengabdian dan persembahan bakti bagi Ibu Pertiwi. Seorang pejuang dan bahkan bisa disebut pahlawan tetapi  tidak mau dimakamkan di taman makam pahlawan. Sikapnya sederhana, selalu menjaga etika, menghormati setiap orang, jujur dan tulus dalam berkarya. Tidak pernah mau dipotret oleh siapapun, tetapi meninggalkan nama harum sebagai seorang penulis lagu yang akan dikenang sepanjang masa.
Nasib baik telah membawaku mengenal sifat-sifat dan pengabdian beliau, mendengarkan cerita-cerita indah penuh rasa kasih sayang dan perjuangan.  Engkau tidak mau aku panggil BAPAK tetapi harus KAKAK seperti panggilan seluruh anak didikmu di gerakan kepanduan. Kak Mutahar banyak ceritamu yang  penuh nilai kepahlawan sekarang saya ceritakan kepada orang lain agar mengerti  perjuanganmu. Hal ini juga sesuai pesanmu bahwa saya baru boleh bercerita ketika engkau sudah menghadap Sang Timur Abadi.
Kak Husein Mutahar telah memberikan contoh dan teladan pengabdian bagi generasi muda khususnya anggota Paskibraka sebagai buah ciptanya. Penuh kasih sayang, sederhana, membumi, menghargai setiap karya cipta orang lain, selalu membuat orang lain bergembira dalam canda tawa bersamamu.
Semoga dialam sana kak Mutahar bisa tersenyum karena kutuliskan cerita tentang dirimu, dengan penuh harapan agar generasi muda dapat mengikuti jejak teladan pengabdianmu

Jakarta, 28 Desember 2013
Salam sayang
mas Bhe

          Ketika di pagi hari tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda telah memulai serangannya yang dikenal dengan Agresi ke II, Panglima Besar Soedirman dalam keadaan sakit melaporkan diri kepada Presiden Soekarno. Akhirnya Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak meninggalkan Ibukota. Berhubung masih sakit, Presiden berusaha membujuk supaya tinggal dalam kota, tetapi Sudirman menolak. Setelah itu Jenderal Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk memimpin gerilya dari luar kota dan kemudian Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditangkap dan diasingkan ke Sumatera.
          Dalam perjuangan tidak jarang Panglima Besar Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit keras. Perjuangan para gerilyaan tidak pernah berhenti dan terus mengganggu tentara Belada disetiap tempat dan waktu. Serangan gerilyawan akhirnya berpuncak pada Serangan Oemoem 1 Maret 1949 yang dirancang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan dilaksanakan oleh Letkol Suharto. Mata dunia internasional terbuka bahwa Negara Republik Indonesia masih ada dan tekanan yang sangat besar dari Negara-negara diluar negeri membuat Belanda mengundurkan diri dari Ibukota Republik
           Setelah berjuang dari desa ke desa rombongan Soedirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949, untuk mengamankan ibukota Republik Indonesia. Presiden dan Wakil Presiden beserta para Menteri akhirnya kembali ke Yogyakarta dari tempat pengasingannya. Sang saka Merah Putih yang sudah dijahit kembali oleh Husein Mutahar dan dititipkan kepada Soejono untuk diserahkan kepada Bung Karno secara pribadi, juga dibawa pulang ke Yogyakarta oleh Presiden Soekarno sendiri. Sehari kemudian setelah kembali dari pengasingan pemerintah, kembali mengadakan Sidang Kabinet I di Gedung Agung Yogyakarta.
           Dampak dari mundurnya Belanda dan tekanan dunia Internasional, kemudian dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi tersebut. Salah satunya adalah Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Dengan pengakuan tersebut akhirnya pemerintah memutuskan bahwa pusat pemerintahan kembali ke Jakarta.
Tanggal 28 Desember 1949, Presiden beserta rombongan berangkat ke Jakarta. Ketika tiba di Jakarta maka rombongan disambut ribuan masyarakat. Bendera Sang Saka Merah Putih sebagai pemersatu bangsa Indonesia tidak pernah jauh dari Soekarno maka yang paling dahulu turun dari pesawat adalah Bendera Sang Saka Merah Putih yang dibawa oleh seorang polisi diatas baki dalam sebuah kotak jati dan ditutupi oleh selembar kain, diikuti oleh Bung Karno dan anggota rombongan lainnya.

         Itulah sepotong kecil perjalanan Bendera Pusaka sejak dipisahkan oleh Husein Mutahar tanggal 19 Desember 1948 sampai kembali ke Jakarta 28 Desember 1949. Perjalanan bendera yang sarat makna, dipenuhi kegetiran, fitnah dan proses perjuangan untuk menyelamatkannya dengan taruhan nyawa. Semua itu tidak bisa lepas dari seorang pemuda rendah hati bernama HUSEIN MUTAHAR. Berjuang menyelamatkan Sang Saka Merah Putih dengan sikap sepi ing pramih, tanpa mengharapkan upah, sebagai bentuk pengabdian dan persembahan bakti bagi Ibu Pertiwi. Seorang pejuang dan bahkan bisa disebut pahlawan tetapi tidak mau dimakamkan di taman makam pahlawan. Sikapnya sederhana, selalu menjaga etika, menghormati setiap orang, jujur dan tulus dalam berkarya. Tidak pernah mau dipotret oleh siapapun, tetapi meninggalkan nama harum sebagai seorang penulis lagu yang akan dikenang sepanjang masa.
          Nasib baik telah membawaku mengenal sifat-sifat dan pengabdian beliau, mendengarkan cerita-cerita indah penuh rasa kasih sayang dan perjuangan. Engkau tidak mau aku panggil BAPAK tetapi harus KAKAK seperti panggilan seluruh anak didikmu di gerakan kepanduan. Kak Mutahar banyak ceritamu yang penuh nilai kepahlawan sekarang saya ceritakan kepada orang lain agar mengerti perjuanganmu. Hal ini juga sesuai pesanmu bahwa saya baru boleh bercerita ketika engkau sudah menghadap Sang Timur Abadi.
           Kak Husein Mutahar telah memberikan contoh dan teladan pengabdian bagi generasi muda khususnya anggota Paskibraka sebagai buah ciptanya. Penuh kasih sayang, sederhana, membumi, menghargai setiap karya cipta orang lain, selalu membuat orang lain bergembira dalam canda tawa bersamamu.
       Semoga dialam sana kak Mutahar bisa tersenyum karena kutuliskan cerita tentang dirimu, dengan penuh harapan agar generasi muda dapat mengikuti jejak teladan pengabdianmu

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...