Minggu, 26 Februari 2017

Adab mencari ilmu Bagian 7




13- Tawadhuk
Air berriyak tanda tak dalam tenang-tenang menghanyutkan, padi semakin berisi semakin menunduk, kedua pepatah tadi menggambar orang yang tawdhuk dan orang sombong, tawadhuk adalah sifat yang sangat muliya yang dicintai oleh Alloh,
وما تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إلا رَفَعَهُ الله" .( مسلم)

Tidaklah seseorang tawadhuk karna Alloh kecuali Alloh meninigggikan (derajatnya)


إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِليَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ " (مسلم)

Alloh memberi wahyu padaku, supaya kalian tawadhuk, dan jangan seseorang menyombongi pada orang lain, dan jangan seseorang menganiyaya orang lain.


إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ ) [ النحل : 23 ] .

Sesungguhnya Alloh tidak senang pada orang2 yang sombong.



Sumber masalah yang menyebabkan sulitnya tawadzuk dan kencenderungan berprilaku sombong, dikalangan tolib ilmu adalah, sedikitnya ilmu.


Abu hasan almawardi, berkata:
وقلما تجد بالعلم معجباً ، وبما أدرك مفتخراً ، إلا من كان فيه مقلاً مقصراً ؛ لأنه قد يجهل قدره ، ويحسب أنه نال بالدخول فيه أكثره. ، فأما من كان فيه متوجهاً ، ومنه مستكثراً ، فهو يعلم من بعد غايته والعجز عن إدراك نهايته ما يصده عن العجب به . [أدب الدنيا والدين]

Jarang kamu jumpai orang yang bangga dengan ilmunya, menyombongkan pengetahuannya, kecuali orang yang sedikit ilmnya dan malas belajarnya, sebab dia tidak tahu pada tingkat , keilmuannya, dan merasa sudah mendapat ilmu banyak padahal dia baru mulai masuk, adapun orang yang semangat belajarnya, dan sudah banyak ilmunya, dia tahu bahwa ujungnya ilmu sangat jauh, dan dia tidak mungkin menggapainya, karnanya dia tidak ujub (bangga) dengan ilmunya.


Al-syakbi berkata:
الْعِلْمُ ثَلَاثَةُ أَشْبَارٍ فَمَنْ نَالَ مِنْهُ شِبْرًا شَمَخَ بِأَنْفِهِ وَظَنَّ أَنَّهُ نَالَهُ . وَمَنْ نَالَ الشِّبْرَ الثَّانِيَ صَغَرَتْ إلَيْهِ نَفْسُهُ وَعَلِمَ أَنَّهُ لَمْ يَنَلْهُ ، وَأَمَّا الشِّبْرُ الثَّالِثُ فَهَيْهَاتَ لَا يَنَالُهُ أَحَدٌ أَبَدًا .

Ilmu itu ada tiga jengkal ( tiga tingkatan) barang siapa sampai pada tingkatan pertama maka dia sombong, barang siapa sampai pada tingkatan kedua maka dia tawadhuk, adapun tingkatan ketiga tdk ada seorangpun yang bisa mencapainya.


Alangkah indahnya jika semua tolib ilmu memiliki sifat tawadzuk.
Kita belajar tawadzuk bukan karena sudah pintar, atau menempatkan diri sebagai seorang alim, tapi belajar tawadzuk untuk mengikuti jejaknya orang2 alim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...