Minggu, 26 Februari 2017

Adab mencari ilmu Bagian 6


12- Belajarlah secara bertahab.
Mencari ilmu itu ibarat menaiki tangga, harus melalui tahapan, dari anak tangga paling bawah keanak tangga berikutnya sampai anak tangga teratas.
Ibn syihab azzuhri berkata:
لا تُكَابِرِ الْعِلْمَ ؛ فَإِنَّ الْعِلْمَ أَوْدِيَةٌ , فَأَيُّهَا أَخَذْتَ فِيهِ قَطَعَ بِكَ قبْلَ أَنْ تَبْلُغَهُ ، وَلَكِنْ خُذْهُ مَعَ الأَيَّامِ وَاللَّيَالِي ، وَلا تَأْخُذِ الْعِلْمَ جُمْلَةً ؛ فَإِنَّ مَنْ رَامَ أَخْذَهُ جُمْلَةً ذَهَبَ عَنْهُ جُمْلَةً ، وَلَكِنِ الشَّيْءُ بَعْدَ الشَّيْءِ مَعَ اللَّيَالِي وَالأَيَّامِ (جامع بيان العلم وفضله )
Jangan menyombongi ilmu, sesungguhnya ilmu laksana lembah2 (yang luas), jika kamu masuk salah satunya kamu akan terhenti sebelum sampai keujungnya, akan tetapi belajar (secara bertahab) seiring berjalannya siang dan malam, jangan mengambil ilmu sekaligus dalam jumlah yang banyak, barang siapa mengambil ilmu sekaligus dalam jumlah yang banyak, maka dia kehilangan ilmu sekaligus dalam jumlah yang banyak, akan tetapi belajarlah ilmu sedikit demi sedikit seiring berjalannya sian dan malam.
yang dimaksud menyombongi ilmu adalah, meremehkan tahapan2 mencari ilmu, merasa diri tidak perlu mengikuti tahapan2 itu sebab punya kemampuan lebih.
Ilmu ibarat lembah yang tak berujung, jika belajar satu bidang ilmu saja (misalnya fiqh) tidak akan selesai sampai umur kita habis, maka setiap ilmu kita pelajari berdasarkan tahapan dan kebutuhan.
Dalam belajar fiqh misalnya, tahapan awal tidak perlu membahas masalah khilafiah terlalu dalam, cukup dengan belajarKitab yang hanya menyebutkan satu pendapat kemudian ketika ada pendapat yang bertentangan dengan dalil atau bertentangan dengan pendapat yg lebih benar, guru mengingatkan pendapat bertentangan dengan dalil dsb.
Sebab jika belajar fiqh (misalnya) dengan membahas semua pendapat dan dalilnya (dalam istilah teman2 yg pol semangatnya: kupas tuntas ), akan memakan waktu sangat panjang, mungkin belajar kitab toharoh saja tidak cukup satu tahun dan berdampak kegagalan dalam belajar, yang disebabkan kejenuhan.
Ahirnya ketika keluar hanya mendapat beberapa masalah saja, yang persaannya sudah dikupas tuntas, dan lupa bahwa walaupun dia mempelajarinya dengan kupas tuntas, tapi itu dia lakukan pada masa pemula dan belum didikung oleh wawasan dari displin ilmu lain yang berkaitan dengan fiqh.
Bukti konkrit bahwa ilmu harus dipelajari sedikit demi sedikit secara bertahab, ketika kita bisa menghatamkan sohih buhari dalam beberapa hari saja maka setelah hatam hampir tidak ada yang nyantol, dan bahkan ketika kembali membukanya kita sudah tidak faham lagi apa maksud hadis itu,,?
Sebagai perbandingan ulama' besar yang sejak lahir sudah berbahasa arab, dalam belajar mereka membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menjadi ulamak, sedangkan kita bahasa arab saja belum begitu bisa, belajar masih diterjemahkan satu2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...