Minggu, 26 Februari 2017

JENIS KOPI DI ACEH

Siapa yang tidak pernah mendengar tentang mantapnya Kopi Aceh tentu malu untuk mengaku sebagai pecinta kopi. Kopi Aceh bukan saja telah menjadi salah satu kesayangan para Pecinta Kopi Nusantara tapi juga sangat di kagumi oleh Coffee Lover di seluruh dunia.  Kopi Aceh memang telah menjadi andalan Indonesia dalam hal produksi dan keunggulan mutu. Pasalnya Sekitar 40 persen biji kopi Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia merupakan hasil produksi dari daerah Aceh. Produksi Perkebunan Rakyat di Aceh pada tahun 2010 mencapai 50.774 Ton. Produksi kopi di Indonesia setiap tahunnya rata-rata mencapai 600 ribu ton dan lebih dari 80 persen produksi biji kopi tersebut berasal dari seluruh perkebunan rakyat di Indonesia. 

Budidaya kopi di Aceh secara besar-besaran dimulai pada masa kekuasaan pemerintah  Belanda di Tanah Gayo tahun 1904. Dimasa itu daerah Aceh Tengah atau yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Bener Meriah dijadikan onder afdeeling Nordkus Atjeh yang beribukota di Sigli. Salah satu fokus Pemerintah Belanda saat itu adalah pengembangan sektor perkebunan termasuk perkebunan kopi di Tanah Gayo yang berada diketinggian 1.000 – 1.700 m dpl. Pada tahun 1972 Kabupaten Aceh Tengah (Kab. Bener Meriah) tercatat sebagai penghasil kopi terbesar dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan wilayah perkebunan seluas 19.962 ha.

jenis-jenis kopi di aceh antara lain

1. KOPI ARABICA

Kopi Arabika (Coffea arabica) diduga pertama kali diklasifikasikan oleh seorang ilmuan Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linné) pada tahun 1753. Jenis Kopi yang memiliki kandungan kafein sebasar 0.8-1.4% ini awalnya berasal dari Brasil dan Etiopia. Arabika atau Coffea arabica merupakan Spesies kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Kopi arabika tumbuh di daerah di ketinggian 700-1700 m dpl dengan suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut. Jenis kopi arabika sangat rentan terhadap serangan penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama bila ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m, sehingga dari segi perawatan dan pembudayaan kopi arabika memang
g butuh perhatian lebih dibanding kopi Robusta atau jenis kopi lainnya. Kopi arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya. Di Indonesia kita dapat menemukan sebagian besar perkebunan kopi arabika di daerah pegunungan torajaSumatera UtaraAceh dan di beberapa daerah di pulau Jawa. Beberapa varietas kopi arabika memang sedang banyak dikembangkan di Indonesia antara lain kopi arabica jenis Abesinia, arabika jenis PasumahMaragoTypica dan kopi arabika Congensis.
Kopi arabica ini sendiri terbagi lagi menjadi king gayo. peaberry, long berry, dll 

2. KOPI ROBUSTA

Kopi Robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama GetOne coffe. Tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl, temperatur 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah lebih rendah dari Arabika dan Liberika.


TABEL PERBEDAAN ANTARA KOPI ROBUSTA & ARABICA



ARABICA
ROBUSTA
Tahun ditemukan
1753
1895
Kromosom (2n)
44
22
Waktu dari berbunga sampai berbuah
9 bulan
10-11 bulan
Berbunga
setelah hujan
tidak tetap
Buah matang
jatuh
di pohon
Produksi (kg/ha)
1600-32000
2300-4000
Akar
dalam
Dangkal
Temperatur optimal (rata2 /tahun)
15-24° C
24-30° C
Curah hujan optimal
1500-2000 mm
2000-3000 mm
Pertumbuhan maksimum
1000-2000 m
0-700 m
Kandungan kafein
0,8-1,4%
1,7-4,0%
Bentuk biji
datar
Oval
Karakter rebusan
asam
Pahit




3. KOPI LUWAK ( MANGOH )

Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak. Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.


by:http://getonecoffe.blogspot.co.id/

Adab mencari ilmu Bagian 8




(Untuk poin ini inya Alloh akan sedikit kita perbanyak pembahasannya, sebab menurut saya sangat penting, dan banyak ngeneki kita, terutama penulis)

14- hati-hati dengan riyak.
a- pengertian riyak.
memperlihatkan amalan kepada orang lain dengan tujuan mendapat sanjungan, harta atau kedudukan.
Istilah yang serupa adalah sum'ah, yaitu:
memperdengarkan amalan kepada orang lain dengan tujuan mendapat sanjungan, harta atau kedudukan
Cara seseorang memamerkan amalan, bermacam2 diantaranya:
Secara langsung memperlihatkan, amalan yang dihias- hiasi.
Atau menceritakan amalan yang tidak dilihat orang lain.
Atau memamerkan astar ibadah, contoh menampilkan, wajah kusut seakan2 telah beridah semalam suntuk.
Atau beragaya hkusuk, tawadhuk, supaya dikatan hkusuk atau tawdhuk...
B- Riyak adalah dosa besar.
إنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إذَا جَزَى النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوا إلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا اُنْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً. (أحمد)
Yang sangat aku hawatirkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riyak, pada hari qiamat ketika Alloh membalas amalan2 manusia, Alloh berfirman: pergilah kepada orang yang kalian pameri diduniya, lihatlah apakah mereka bisa memberi imbalan??
Selain hadis2 yang menerangkan dosanya Riyak, buruknya Riyak juga bisa kita lihat dari ayat yang menyebut riyak sebagai sifat orang munafik.
C. Indikasi riyak dikalangan tolib ilmu.
Riyak dikalangan tholib ilmu seperti penyakit yang mewabah, bahkan hampir tidak ada yang selamat, kecuali orang2 yang dijaga oleh Alloh, terutama dikalangan tholib zaman sekarang.
Maka sangat penting sekali bagi kita untuk mengetahui indikasi2 riyak dikalangan tholib ilmu, untuk menjaga diri jangan sampai terjerumus kedalam dosa riya, dan untuk saling mengingatkan, bukan untuk menghukumi orang lain.
"Mendung tak berarti hujan", adanya gejala riyak pada seseorang bukan berarti dia melakukan riyak. Prinsip seperti ini kita terapkan dalam menilai orang lain.
Adapun untuk diri sendiri, prinsip kehati-hatian selalu kita terapkan, dan menjauhkan diri sejauh2nya dari riyak.
indikasi2 riyak itu diantaranya:
1- senang berfatwa dan tampil didepan.
Sebagai gambaran kondisi para tholib ilmu zaman sekarang, bisa kita baca kembali postingan sauda mohammad hafizd alkayyis, tentang perbandingan pembicara zaman dulu dan sekarang (saya ingin kopi disini tapi tidak bisa ).
ketika seseorang dicoba senang tampil didepan umum padahal belajarnya masih setengah2, selain bahaya riyak yang mengintai, bahaya yang lebih besar adalah kemungkinan menyampaikan pengertian2 yang salah, sehingga terjadi ضلوا وأضلوا
Adapun jika seseorang terpaksa tampil mengajar dsb karena dapuan, maka supaya berhati, dengan memastikan bahwa yang akan disampaikan sudah benar dan berusaha menjaga niat.
Ulamak2 terdahulu baik dari generasu shohabat atau generasi setelahnya, adalah contoh terbaik bagi kita, mereka adalah orang yang paling berilmu dan paling mutawarik, akan tetapi mereka sangat sangat berhati dalam memberi fatwa, bahkan tidak jarang mereka menolak untuk berfatwa dan melemparkannya kepada orang lain, sangat berbeda sekali dengan kebanyakan tholib ilmu sekarang.
Abu dawud assijistani berkata:
ما أحصى ما سمعت أحمد سئل عن كثير مما فيه الاختلاف في العلم فيقول لا أدري . (مسائل اﻹمام أحمد)
Aku tidak bisa menghitung berapa kali aku mendengar imam ahmad ditanya masalah yang terdapat hkilafiyah didalamnya, kemudian dia menjawab tidak tahu.
سأل رجل الإمام مالك بن أنس عن مسألة فقال لا أدري فقال يا أبا عبد الله تقول لا أدري قال نعم فأبلغ من ورائك أني لا أدري . (عبد الرحمن بن مهدي: إعلام الموقعين)
Seorang laki2 bertanya kepada imam malik, kemudian dijawab aku tidak tahu, laki2 itu berkata: wahai abu abdillah mengapa engkau menjawab tidak tahu? Imam malik berkata: iya, aku tidak tahu dan katakan kepada orang2 dibelakangmu bahwa aku tidak tahu.
أدركت عشرين و مائة من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم في المسجد ، فما كان منهم محدث إلا ود أن أخاه كفاه الحديث ، ولا مفت إلا ود أن أخاه كفاه الفتيا. ( عبد الرحمن ابن أبي ليلى : جامع بيان العلم وفضله)
Aku menjumpai seratus dua puluh shahabat Rosululloh shollallohu alaihi wasallam didalam masjid, tidak satupun dari mereka menyamapaikan kecuali sebelumnya dia berharap jika saudaranyalah yang menyapaikan hadis itu, begitu pula yang berfatwa, pasti sebelumnya dia berharap jika saudaranya yang berfatwa.
أَجْرَأُ النَّاسِ عَلَى الْفُتْيَا أَقَلُّهُمْ عِلْمًا ، يَكُونُ عِنْدَ الرَّجُلِ الْبَابُ الْوَاحِدُ مِنَ الْعِلْمِ ، فَيَظُنُّ أَنَّ الْحَقَّ كُلَّهُ فِيهِ ( سحنون بن سعيد: جامع بيان العلم وفضله)
Orang paling berani berfatwa orang yang paling sedikit ilmunya, seorang laki- laki hanya mengetahui satu bab ilmu, kemudian dia menyangka bahwa seluruh kebenaran ada didalamnya.
ﻻ ينبغي للرجل أن يعرض نفسه للفتيا حتى يكون فيه خمس خصال :
إحداها :: أن تكون له نية ، أي أنْ يخلص في ذلك لله تعالى ، ولا يقصد رياسة ولا نحوها ، فإن لم يكن له نية لم يكن عليه نور ، ولا على كلامه نور،إذ الأعمال بالنيات ولكل امرئ ما نوى .
الثانية : أن يكون له حلم ووقار وسكينة ، و إلا لم يتمكن من فعل ما تصدى له من بيان الأحكام الشرعية .
الثالثة : أن يكون قويًا على ما هو فيه وعلى معرفته ، و إلا فقد عرض نفسه لعظيم .
الرابعة : الكفاية و إلا أبغضه الناس ، فإنه إذا لم تكن له كفاية احتاج إلى الناس ، وإلى الأخذ مما في أيديهم فيتضررون منه .
الخامسة : معرفة الناس . (اﻹمام أحمد: كشاف القناع)
Tidaklah boleh bagi seorang laki-laki memberanikan diri untuk berfatwa, sehingga memilki beberapa perkara:
1- niat (yang benar), yaitu murni niat karna Alloh dalam berfatwa, tidak untuk mencari jabatan dan semisalnya, jika dia tidak punya niat (baik), maka dia tidak memilki cahaya, dan ucapanya juga tidak bercahaya, sebab semua amal tergantung pada niat, dan setiap orang hanya mendapat seseuai niatnya.
2- bijaksana dan tenang (tidak tergesa2), jika tidak, maka tidak akan bisa mengerjakan pada apa yang telah disanggupinya, yaitu menjelaskan syariat.
3- mampu dan mengerti dengan tugasnya (sebagai) mufti, jika tidak berarti dia telah menjerumuskan diri pada perkara yang besar.
4- berkecukupan, jika tidak maka akan dibenci orang, sebab jika dia tidak berkecukupan maka akan membutuhkan (pemberian orang lain), dan mengambil milik mereka, sehingga mereka merasa dirugikan.
5- mengenal (kondisi dan karakter) manusia (ditempat dia memberi fatwa)
Bersambung
BY:Pak Abdullah Masud

Adab mencari ilmu Bagian 6


12- Belajarlah secara bertahab.
Mencari ilmu itu ibarat menaiki tangga, harus melalui tahapan, dari anak tangga paling bawah keanak tangga berikutnya sampai anak tangga teratas.
Ibn syihab azzuhri berkata:
لا تُكَابِرِ الْعِلْمَ ؛ فَإِنَّ الْعِلْمَ أَوْدِيَةٌ , فَأَيُّهَا أَخَذْتَ فِيهِ قَطَعَ بِكَ قبْلَ أَنْ تَبْلُغَهُ ، وَلَكِنْ خُذْهُ مَعَ الأَيَّامِ وَاللَّيَالِي ، وَلا تَأْخُذِ الْعِلْمَ جُمْلَةً ؛ فَإِنَّ مَنْ رَامَ أَخْذَهُ جُمْلَةً ذَهَبَ عَنْهُ جُمْلَةً ، وَلَكِنِ الشَّيْءُ بَعْدَ الشَّيْءِ مَعَ اللَّيَالِي وَالأَيَّامِ (جامع بيان العلم وفضله )
Jangan menyombongi ilmu, sesungguhnya ilmu laksana lembah2 (yang luas), jika kamu masuk salah satunya kamu akan terhenti sebelum sampai keujungnya, akan tetapi belajar (secara bertahab) seiring berjalannya siang dan malam, jangan mengambil ilmu sekaligus dalam jumlah yang banyak, barang siapa mengambil ilmu sekaligus dalam jumlah yang banyak, maka dia kehilangan ilmu sekaligus dalam jumlah yang banyak, akan tetapi belajarlah ilmu sedikit demi sedikit seiring berjalannya sian dan malam.
yang dimaksud menyombongi ilmu adalah, meremehkan tahapan2 mencari ilmu, merasa diri tidak perlu mengikuti tahapan2 itu sebab punya kemampuan lebih.
Ilmu ibarat lembah yang tak berujung, jika belajar satu bidang ilmu saja (misalnya fiqh) tidak akan selesai sampai umur kita habis, maka setiap ilmu kita pelajari berdasarkan tahapan dan kebutuhan.
Dalam belajar fiqh misalnya, tahapan awal tidak perlu membahas masalah khilafiah terlalu dalam, cukup dengan belajarKitab yang hanya menyebutkan satu pendapat kemudian ketika ada pendapat yang bertentangan dengan dalil atau bertentangan dengan pendapat yg lebih benar, guru mengingatkan pendapat bertentangan dengan dalil dsb.
Sebab jika belajar fiqh (misalnya) dengan membahas semua pendapat dan dalilnya (dalam istilah teman2 yg pol semangatnya: kupas tuntas ), akan memakan waktu sangat panjang, mungkin belajar kitab toharoh saja tidak cukup satu tahun dan berdampak kegagalan dalam belajar, yang disebabkan kejenuhan.
Ahirnya ketika keluar hanya mendapat beberapa masalah saja, yang persaannya sudah dikupas tuntas, dan lupa bahwa walaupun dia mempelajarinya dengan kupas tuntas, tapi itu dia lakukan pada masa pemula dan belum didikung oleh wawasan dari displin ilmu lain yang berkaitan dengan fiqh.
Bukti konkrit bahwa ilmu harus dipelajari sedikit demi sedikit secara bertahab, ketika kita bisa menghatamkan sohih buhari dalam beberapa hari saja maka setelah hatam hampir tidak ada yang nyantol, dan bahkan ketika kembali membukanya kita sudah tidak faham lagi apa maksud hadis itu,,?
Sebagai perbandingan ulama' besar yang sejak lahir sudah berbahasa arab, dalam belajar mereka membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menjadi ulamak, sedangkan kita bahasa arab saja belum begitu bisa, belajar masih diterjemahkan satu2.

Adab mencari ilmu Bagian 7




13- Tawadhuk
Air berriyak tanda tak dalam tenang-tenang menghanyutkan, padi semakin berisi semakin menunduk, kedua pepatah tadi menggambar orang yang tawdhuk dan orang sombong, tawadhuk adalah sifat yang sangat muliya yang dicintai oleh Alloh,
وما تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إلا رَفَعَهُ الله" .( مسلم)

Tidaklah seseorang tawadhuk karna Alloh kecuali Alloh meninigggikan (derajatnya)


إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِليَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ " (مسلم)

Alloh memberi wahyu padaku, supaya kalian tawadhuk, dan jangan seseorang menyombongi pada orang lain, dan jangan seseorang menganiyaya orang lain.


إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ ) [ النحل : 23 ] .

Sesungguhnya Alloh tidak senang pada orang2 yang sombong.



Sumber masalah yang menyebabkan sulitnya tawadzuk dan kencenderungan berprilaku sombong, dikalangan tolib ilmu adalah, sedikitnya ilmu.


Abu hasan almawardi, berkata:
وقلما تجد بالعلم معجباً ، وبما أدرك مفتخراً ، إلا من كان فيه مقلاً مقصراً ؛ لأنه قد يجهل قدره ، ويحسب أنه نال بالدخول فيه أكثره. ، فأما من كان فيه متوجهاً ، ومنه مستكثراً ، فهو يعلم من بعد غايته والعجز عن إدراك نهايته ما يصده عن العجب به . [أدب الدنيا والدين]

Jarang kamu jumpai orang yang bangga dengan ilmunya, menyombongkan pengetahuannya, kecuali orang yang sedikit ilmnya dan malas belajarnya, sebab dia tidak tahu pada tingkat , keilmuannya, dan merasa sudah mendapat ilmu banyak padahal dia baru mulai masuk, adapun orang yang semangat belajarnya, dan sudah banyak ilmunya, dia tahu bahwa ujungnya ilmu sangat jauh, dan dia tidak mungkin menggapainya, karnanya dia tidak ujub (bangga) dengan ilmunya.


Al-syakbi berkata:
الْعِلْمُ ثَلَاثَةُ أَشْبَارٍ فَمَنْ نَالَ مِنْهُ شِبْرًا شَمَخَ بِأَنْفِهِ وَظَنَّ أَنَّهُ نَالَهُ . وَمَنْ نَالَ الشِّبْرَ الثَّانِيَ صَغَرَتْ إلَيْهِ نَفْسُهُ وَعَلِمَ أَنَّهُ لَمْ يَنَلْهُ ، وَأَمَّا الشِّبْرُ الثَّالِثُ فَهَيْهَاتَ لَا يَنَالُهُ أَحَدٌ أَبَدًا .

Ilmu itu ada tiga jengkal ( tiga tingkatan) barang siapa sampai pada tingkatan pertama maka dia sombong, barang siapa sampai pada tingkatan kedua maka dia tawadhuk, adapun tingkatan ketiga tdk ada seorangpun yang bisa mencapainya.


Alangkah indahnya jika semua tolib ilmu memiliki sifat tawadzuk.
Kita belajar tawadzuk bukan karena sudah pintar, atau menempatkan diri sebagai seorang alim, tapi belajar tawadzuk untuk mengikuti jejaknya orang2 alim

Adab tolib ilmu Bagian 5


Lanjutan adab tolib ilmu yang berkaitan dengan dirinya:
10- manfaatkan waktu muda.
Masa muda bisa dikatakan masa keemasan, dari sisi kekuatan fisik, kekuatan menghafal, dan longgarnya waktu.
Maka kita sering mendengar pepatah "belajar diwaktu muda bagai mengukir diatas batu, belajar diwaktu tua bagai mengukir atas air.

Jasad yang sehat kuat dan waktu yang longgar, adalah nikmat besar yang umumnya dimiliki oleh pemuda, yang secara husus akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Alloh:
لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَ (الترمذي)
Kedua telapak kaki hamba tidak akan bergeser dihari qiyamat, sehingga dia ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya dia habiskan untuk apa, tentang jasadnya dia rusakkan untuk apa, tentang ilmunya, apa 
yang sudah dia amalkan, dan tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa.
اغْتَنِمْ خَمْساً قَبْلَ خَمْسٍ :شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ .وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سُقْمِكَ . وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ .وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شُغُلِكَ .وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ . (الحاكم)
Manfaatkan lima perkara sebelum datangya lima perkara: mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, longgarmu sebelum sibukmu dan hidipmu sebelum matimu.

Jika kita perhatikan sejarah hidup para ulamak2 besar, dapat kita simpulkan bahwa, salah faktor utama keberhasilan mereka dalam mencari ilmu, adalah keberhasilan memanfaatkan masa muda, itu dapat kita lihat dari kebanyakan mereka yang sudah menghafal Alqur'an pada usia remaja bahkan kanak2, bahkan ada yang umurnya masih belasan tahun sudah mendapat izin dari gurunya untuk duduk sebagai mufti.



11- mencari kebenaran dan membuang ta'assub.
Jika tolib ilmu tidak bisa melepaskan diri dari ta'assub dan tidak menjadikan kebenaran sebagai tujuannya, maka waktunya akan banyak tersita untuk mencari pembelaan2 yang membenarkan madzhabnya atau golongannya, ini akan memperlambat proses belajarnya dan bahkan menggagalkannya.


Tujuan utama mencari ilmu adalah mengembalikan atau mencocokkan kefahaman dan pengamalan kita pada qor'an hadis, jika yang kita yaqini atau amalkan sudah pas maka kita bersyukur kepada Alloh dan pengajar2 kita sebelumnya, jika ternyata kurang pas dengan qor'an hadis, maka kita terima kebenaran dengan lapang dada dan kita carikan udzur2 yang baik kepada pengajar sebelumnya dengan tanpa sedikitpun mengurangi syukur dan hormat kita. 
Mengingat tidak ada satupun orang yang maksum kecuali rosululloh shollallihu alsihi wasallam, jika kita menilai seseorang dari kesalahanya, maka kita akan menjumpai orang benar,

وَمَن ذا الَّذي تُرضى سَجاياهُ كُلُّها ... كَفى المَرءَ نُبلاً أَن تُعَدَّ مَعايِبُهْ (ديوان علي بن جهم)
? Adakah orang yang seluruh wataknya disenangi
Cukup sesorang dikatakan mulya, jika aibnya bisa dihitung.

Adab mencari ilmu Bagian 4



Lanjutan adab tolib berkaitan dengan dirinya:

7- cintailah ilmu,
Jika biasanya seseorang mencari apa yang dicintainya, maka kita mencintai ilmu sebab kita harus mencarinya, sebab ilmu adalah gizi untuk jiwa kita sebagaimana kita makanan adalah dumber gizi untuk raga kita, bahkan kebutuhan kita terhadap ilmu lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap makanan, jika makanan kita butuhkan selagi kita masih hidup, maka ilmu kita butuhkan sampai setelah kita mati.
untuk menumbuhkan dan meningkatkan cinta kepada ilmu sangat penting bagi kita untuk mengulang2 kembali dalil2 tentang keutamaan ilmu dan orang yg berilmu.
Membaca kisah perjalanan para ulamak besar, dan pengalaman2 mereka dalam mencari ilmu juga akan membantu menumbuhkan meningkatkan cinta kita pada ilmu.
8- tekun dan sabar
Keberhasilan mencari ilmu bergantung pada ketekunan dan kesabaran, ketekunan dan kesabaran bergantungan pada besarnya motifasi, besarnya motifasi bergantung pada besarnya tujuan.
semua yg bersifat duniya itu kecil, jangan dijadikan sebagai tujuan dalam mencari ilmu, jadikan aherat sebagai tujuan belajar.
9- rajin mencatat, mengahafal dan merojaah.
Abdurrozaq bn hamam berkata:
كُلُّ عِلْمٍ لا يَدْخُلُ مَعَ صَاحِبِهِ الْحَمَّامَ فَلا تَعُدَّهُ عِلْمًا
Semua ilm yang tidak bisa masuk kepemandian bersama pemiliknya, jangan kamu anggab sebagai ilmu.
Maksudnya adalah ilmu itu baru bisa dikatakan sebagai ilmu jika sudah dihafal, sebab yang membedakan antara orang yang berilmu dan tidak berilmu hanya tahu dan tidak tahu, orang yang tahu kalau sudah lupa sama dengan orang belum tahu.
Selain menghafal tolib ilmu juga harus rajin mencatat, sebab sekuat apapun hafalan, tetap rawan dengan lupa, dengan memiliki catatan,maka bisa dijadikan tujuan ketika lupa.
Adapun yang kesilitan dalam menghafal, supaya sering2 membaca catatanya.
Adapun cara mencatat dan menghsfal adalah, catatlah poin2 penting atau menerik yang kita jumpai pada saat mendengar atau membaca, kemudian dari catatan2 itu pilihlah yang paling menarik untuk dihafalkan.
Tempatkan catatan2 itu pada sampul kitab, atau pada diary husus untuk fawaid, dan pastikan catatan itu sudah benar.
Bagi yang punya semangat lebih untuk menghafal, mulailah dari mengahafal Alqur'an, kemudian hadis2 ahkam seperti umdatul ahkam atau bulughul marom, atau kitab yang menggabungkan keduanya, kemudian salah satu kitab matan fiqh.

by: Pak. Abdullah masud

Adab tolib yang berhubungan dengan dirinya Bagian 3



Selain adab sebagai muslim, tolib ilmu memiliki adab husus, yang berhubungan dengan dirinya, majlis ilmunya, dengan gurunya, dan teman2 sesama tholib.
Adapun adab tholib yg berhubungan dengan dirinya diantaranya adalah:
1- niat yg muhlis dalam mencari ilmu.
Sebab mencari ilmu adalah termasuk ibadah yg paling agung, alloh berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ (البينة)
Mereka tdk diperintah kecuali agar beribadah kepada Alloh dengan memurnikan agamanya.
Musuh yg paling berbahaya bagi ahli ilmu dan paling merusak barokahnya ilmu adala riya' dan sum'ah dan menjadikan ilmu sebagai alat mencari keduniyaan.
Ancaman tdk karna Alloh dlm mencari ilmu:
- salah satu dari tiga golongan yg pertama kali dihukumi dihari qiyamat adalah:
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ... (مسلم)
Seorang laki2 yg belajar ilmu dan mengajarkannya, dan ahli membaca alqur'an, dia didatang kemudian Alloh menunjukkan nikmat2nya dan dia mengakuinya, kemudian
Alloh bertanya: maka apa yg kamu amalkan sebab nikmat2 itu?
Dia menjawab: aku belajar ilmu dan mengajarkannya, dan aku ahli membaca alqur'an.
Alloh berfirman: dusta kamu, akan tetapi kamu belajar supaya dikatakan orang yg pintar, dan kamu membaca slqur'an supaya dikatakan orang yg ahli membaca alqur'an, dan kamu sudah dikatakan begitu,
Kemudian Alloh perentah, dia seret diatas wajahnya hingga dibuang keneraka.
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (أبو داود: صحيح)
Barang siapa mencari ilmu yg semestinya untuk mencari wajahnya Alloh (ilmu agama) tapi dia mencarinya hanya untuk mencari harta duniya, maka dia tdk akan mencium baunya surga.
Sufyan assauri berkata:
" مَا ازْدَادَ عَبْدٌ عِلْمًا ، فَازْدَادَ فِي الدُّنْيَا رَغْبَةً ، إِلَّا ازْدَادَ مِنْ اللَّهِ بُعْدًا " (مقدمة المجموع)
Tidaklah Seorang hamba bertambah ilmunya, kemudian bertambah senangnya dengan dunia kecuali dia bertambah jauh dari Alloh
2- bersihkan hati, dari sifat2 yg merusak, seperti sombong, dengki, senang bermusuhan, meremehkan,,
العلم حرب للفتى المتعالي، كالسيل حرب للمكان العالي (الفقيه والمتفقه)
Ilmu adalah musuh/anti bagi pemuda yg sombong, seperti banjir yg anti dengan tempat yg tinggi
3- bersihkan diri perbuatan2 buruk, sperti, adu domba; menggunjing, menghina.
4- hiasi diri dengan sifat yg baik, seperti: hati yg lapang, pengasih dan tawadhu' terlebih kepada guru:
يقول ابن عباس: ذللت طالبا، فعززت مطلوبا (جامع بيان العلم وفضله)
Aku merendah ketika aku mencari (belajar) maka aku terhormat ketika aku dicari (mengajar)
Imam Ahmad berkata pada hkolap bn Ahmar:
لا أقعد إلا بين يديك، أمرنا أن نتواضع لمن تعلمنا منه (الفقيه والمتفقه)
Aku tdk akan duduk kecuali didepanmu, sebab kami diprintah untuk tawadhuk kepada org yg kami belajar darinya
5- menerima hidup sederhana, jauh dari gaya hidup yg foya2, tidak ngoyo untuk jadi orang kaya, sebsb hal2 seperti ini akan banyak menyita konsentrasi dalam belajar, dan bahkan banyak yang gagal dlm mencari ilmu sebab merasa sayang untuk melewatkan kesempatan kerja atau bisnis.
Dan jika tolib ilmu akan nyabi kerja atau bisnis, maka harus pintar memilih pekerjaan yg tidak mengganggu kegiyatan belajar.
Begitu pula kebiasaan senang berfoya2 atau enak2an akan membuat tolib menjadi manja, mudah mengeluh, padahal ilmu adalsh cita2 yg luhur yg menuntuk pengorbanan dan kegigihan:
Yahya bn abi kastir berkata:
« لا يستطاع العلم براحة الجسم » . (صحيح مسلم)
Ilmu tidak akan didapat dengan istirahatnya badan.
لا تحسبن المجد تمراً أنت آكله ... لن تبلغ المجد حتى تَلْعَقَ الصَـبِرَا.
Jangan kau sangka bahwa kemulyaan itu seperti korma yang kamu makan.. kamu tidak akan mencapai kemulyaan sampai kamu menelan shobir ( jamu yang pahit).
6- sobar menghadapi cobaan2 dan beratnya mencari ilmu, sebab dalam perjalanan mencari ilmu pasti banyak cobaan, seperti sakit, hidup kekurangan, kangen keluarga dsb, yg jika tidak dihadapi dengan kesabaran akan menggagalkan tujuan mencari ilmu.
مَنْ لَمْ يَصْبِر عَلَى ذُلّ التَّعَلُّم سَاعَة بَقِيَ فِي ذُلّ الْجَهْل أَبَدً ( ذكره ابن كثير في سورة اﻷعرف :146)
Barang siapa tidak sabar hinanya belajar yang sebentar, maka dia akan tinggal dalam hinanya kebodohan selamanya.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ (البقرة: 45)
Mintalah pertolongan dengan sobar dan sholat.

Cantolan-Cantolan dari para ulama, tentang adab, dan pentingya adab bagi tholib ilm





1- ali bin abi tolib
كن ابن من شئت واكتسب أدبا... يغنيك محموده عن النسب
Jadilah kamu anak siapa saja, tapi kamu harus memiliki budi pekerti.
Budi pekerti yg baik mencukupimu dari nasab yg terhormat.
Seorang pemuda ( yg sesungguhnya) yg berkata inilah aku.
Bukanlah seoarang pemuda, orang yg mengatakan bpkku adalah..
2- abdulloh bin mubarok:
Barang siapa yg meremehkan adab, maka akan dihukum dengan tdk bisa mengerjakan amal2 sunnah, barang siapa menganggap remeh tdk mengerjkan amalan sunnah akan dihukum dengan tdk mengerjakan amal2 wajib, barang siapa yg menganggap remeh tdk mengerjakan kewajiban, maka akan dihukum dengan tdk mendapatkan makrifah (ilmu/kedekatan dengan alloh) (madarijussalikin)
Adab yg sedikit lebih kami butuhksn daripada ilmu yg banyak (madarijussalikin)
3- hkotib albahgdadi:
Seharusnya para tolib ilmu hadis itu menjadi manusia yg paling sempurna adabnya, mahluq yang paling tawadhuk, paling bersih dan agamis, dan paling sedikit kesembronoan dan marahnya, sebab telinga mereka mendengar selalu mendengar cerita2 yg berisi baiknya ahlak Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan prilakunya, prilaku orang2 pilihan dari shahabat2 Nabi, prilaku para ahli hadis, dan prilaku2 baik orang2 dulu, sehingga mereka mengambil yg baik2 dan berpaling dari yg jelek2 (aljamik liahklaqirrowi waadabissamik)
4- imam malik:
Wajib bagi tholib ilmu memilik sifat wibawa, tenang, takut kepada Alloh, dan mengikuti jejak orang yg telah lewat sebelumnya. (aljamik liahklaqirrowi waadabissamik)
5- hasan albasri;
Dulu orang pergi untuk mendidik dirinya (belajar adab) dalam waktu dua tahun kemudian dua thn lagi (tadzkiritussamik walmutakallim)
6- sufyan assauri:
Dulu seseoarang kalau akan menulis hadis, maka dia belajar adab dan beribadah seblum menulis hadis selama dua puluh tahun. (Hilyatul ailiyak)
7- imam malik:
Sambil memakaikan sorbanku ibuku berkata: pergilah ketempat Robiah, pelajarilah adabnya sebelum ilmunya.(tartibul madarik)
8- ibnu wahb:
Adab (imam) malik yg kami nuqil, lebih banyak dari pada ilmunya yg kami pelajari

by: Syekh Abdullah Masud

PENYAKIT HATI [KAGUM DIRI, MERASA POL DEWE]

    Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri...