بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dimanakah kedudukan imam ِِAhmad bin Hanbal dan Imam Hasan al
Bashri dengan kedudukan pemimpin para pemuda di syurga Rasulullah Shalallahu
alaihi wassalam Hussein bin Ali bin Abi Thalib cucu serta Abdullah bin Zubair
bin Awwam anak dari 10 orang yang dijamin syurga serta cucu dari ahli syurga
Abu Bakar Assidiq.
Segolongan orang orang yang dhaif jiddan dalam berhujah selalu
saja memegang teguh pendapat dari Ahmad bin Hanbal dan Hasan al Bashri yang
berkata : Thaatlah kepada penguasa muslim.
Dengan pendapat ini sekelompok orang orang yang dhaif jiddan
berpegang teguh dengannya dan menghilangkan , mengabaikan atau pura pura tidak
tahu atau bahkan sengaja menghilangkan bukti sejarah akan adanya perlawanan ,
penentangan terhadap penguasa dzalim.
Lalu apakah dengan perlawanan terhadap penguasa dzalim itu
menyebabkan seseorang menjadi khawarij ? tentu tidaklah semudah itu kita
menghukuminya. sekali lagi , seandainya kita tidak melupakan sejarah maka kita
tidak akan bertahan pada hawa nafsu kita seakan akan kebenaran hanyalah milik 1
atau 2 pendapat saja.
Ketika Husein bin Ali bin Abi Thalib pemimpin para pemuda di
syurga keluar menuju Iraq untuk menerima bai’at penduduk Iraq , maka apakah
husein telah menjadi khawarij karena membuat bai’at sendiri yang menentang
penguasa saat itu Yazid bin Muawiyah ? dan apakah pembunuhan terhadap Husein
bin Ali dibenarkan oleh semua shahabat dan kebenaran ada di fihak Yazid bin
Muawiyah yang jelas sekali pada saat itu Yazid adalah penguasa tunggal seluruh
kaum muslimin ?
Hanya orang orang dhaif jiddan dalam beraqidah dan berhujah yang
melupakan atau menghilangkan atau sebenarnya tidak mengetahui sejarah bahwa
Husein bin ali di bai’at oleh penduduk Iraq untuk menentang kekuasaan yazid bin
muawiyah bin abu syufyan secara sembunyi –sembunyi. CAMKAN ITU KEDALAM HATI
KALIAN DAN FAHAMILAH.
Kisah lain ketika Abdullah bin Zubair bin Awwam dibai’at dan
menjadi khalifah di mekkah memisahkan diri dari pemerintahan yazid bin muawiyah
, maka apakah Abdullah bin Zubair bisa dikatakan beraqidah khawarij ? dan
ketika Abdullah bin Zubair disalib dan dipenggal kepalanya dihadapan asma binti
abu bakar dan Asma ibunda Abdullah bin zubair berkata ; bahwa Allah akan melaknat
pembunuh anaknya. Dengan begitu apakah kita masih mengatakan barang siapa
menentang penguasa muslim maka dia khawarij ? difihak siapakah kebenaran pada
saat husein bin ali maupun Abdullah bin zubair menentang penguasa muslim
tunggal Yazid bin Muawiyah ? BELAJARLAH SEJARAH MAKA ENGKAU AKAN MEMAHAMI SUATU
MASALAH.
Begitu juga ketika hampir seluruh penduduk Madinah mencabut
baiatnya dan menolak serta melawan penguasa Bani Umayyah pada saat itu .
sehingga hampir seluruh penduduk madinah dibunuh oleh Muslim bin Uqbah. Dan
apakah pada saat itu semua penduduk madinah khawarij ? tidak , bahkan semuanya
ahlu sunnah. bila kita berpegang dengan hujah bathil para dhaif jiddan yang
mengatakan haram hukumnya melawan penguasa muslim , maka niscaya kita mengatakan
Husein bin Ali , Abdullah bin Zubair , Penduduk Madinah dan Mekkah semuanya
telah mengerjakan perbuatan haram dan khawarij karena melawan penguasa yang
menguasai suatu wilayah dan punya kekuatan dan keberadaanya jelas.
Inilah yang seperti kami jelaskan pada postingan terdahulu bahwa
akibat tidak bisa memahami qaidah qaidah fatwa , tafsir dan ra’yu sehingga
menjadi ustadz dhaif jiddan dengan pengikutnya yang lebih dhaif jiddan
Banyak kisah banyak cerita yang bila kita mau membuka mata hati
kita , Ikhlas mencari kebenaran niscaya akan kita temui di dalam sejarah
perjalanan umat Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.
Judul yang kami tulis diatas bukanlah bertujuan untuk menjadikan
perbandingan kedudukan seseorang , tetapi judul itu untuk menjadi bahan renungan
kita dan penulis memaksudkan kepada pembaca agar bisa memahami situasi dan
kondisi suatu zaman dan sikap ulama terhadap suatu masalah dan kelas akal dari
yang bertanya. Dan mungkin saja ketika melihat kerusakan akibat menentang
terhadap penguasa yang memiliki kekuatan dan pada saat itu penguasa dikelilingi
ahli bid’ah disekitarnya maka imam Ahmad bin Hanbal dan Hasan al Bashry karena
mengetahui sejarah riwayat terdahulu akhirnya memilih untuk kebaikan dan
mencegah kerusakan bagi ahlu sunnah dan bukan dimaksudkan untuk mengakui secara
mutlak bahwa penguasa itu adalah imamnya. Allahu ‘alam.
Kenapa kami berani berpendapat seperti itu , apakah pendapat ini
berasal dari hawa nafsu kami ? tidak . sebab dimanakah kedudukan para amir
–amir setelah lepas zaman tab’in dibandingkan dengan zaman shahabat masih
hidup. Sangat sangat jauh dalam hal ketaqwaan terhadap sunnah dan hukum
syariat. Tetapi hal sekecil apapun yang dilihat oleh shahabat seperti Husein
bin Ali yang telah di jamin syurga dan penduduk Mekkah serta Madinah yang ibnu
abbas dan ibnu umar serta Abdullah bin zubair berada ditengah tengah mereka
terhadap penentangan syariat , maka mereka keluar melawan. Tidak mendiamkan ,
mereka dibai’at dan membai’at yang pada awalnya secara diam – diam ketika di bai’at
Begitu
juga ketika zaman al Watsiq yang memiliki aqidah al qur’an itu makhluq . imam
Ahman bin Nashr al khuzai keluar membai’at dan di bai’at secara sembunyi –
sembunyi oleh pengikutnya dan beliau berdakwah secara sembunyi sembunyi
( bithonah ) sehingga beliau meninggal dalam keadaan di penggal
kepalanya oleh penguasa pada saat itu. Maka apakah Imam Ahmad bin Nashr al
Khuza’I adalah khawarij ? ibni taimiyah menjelaskan bahwa sepeninggal imam
ahmad bin Nashr bai’at dilanjutkan oleh imam Ahmad bin hanbal.
Dan banyak kisah sejarah lain yang bila kita mau belajar dalam
hadits rasulullah niscaya akan kita ketahui bahwa tidak ada satupun dalil
shahih maupun dhaif yang MEWAJIBKAN IMAM HARUS MEMILIKI WILAYAH DAN MEMPUNYAI
KEKUATAN. Sejarah para ahli syurga telah membuktikan itu dimana Husein bin Ali
tidaklah mempunyai kekuasaan wilayah dan kekuatan sedikitpun , begitu juga
dengan penduduk Madinah , Mekkah dan Abdullah bin zubair serta imam Ahmad bin
Nashr al Khuzai.
Semoga dengan menyimak sejarah yang telah kami tulis bisa
menjadi cahaya terang bagi ahlu sunnah yang berjama’ah untuk semakin mantap
akan barang haq serta bagi yang belum memahami bisa menjadi sinar dihatinya
agar bisa keluar dari jerat taklid dan ta’ashub terhadap para ustadz dhaif
jiddan. Yang kami bawakan adalah bukti sejarah yang selalu dipertanyakan oleh
sekelompok pengikut ustadz dhaif jiddan dan telah kami bawakan. Adapun sekarang
giliran kalianlah yang membawakan dasar dari kenapa imam Ahmad bin Hanbal dan
imam Hasan al Bashry pada saat itu berpendapat seperti itu.
Dan janganlah menjadi seperti firman Allah dibawah ini :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ
أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar